Selasa, 19 Juni 2012

Jangan Cuma Bisa Main Otot


Halo para pembaca blog gw yang (ngerasa) ganteng, cantik, imut-imut, dsb!! Oke, gw baru aja baca buku novel yang lumayan bermutu, berkelas, dan kualitas punya nih. Bukan model teenlit yang pas SMP sering gw gandrungi loh! Buku Trilogi (Sadisss!!). Yap, buku trilogi fiksi tentang kehidupan para penyihir di Inggris sana. Pada tahu kan kalo inggris tuh emang terkenal dengan dunia magisnya, baik dari informasi yang beredar atau bisa juga dari buku-buku novel sejenis macem Harry Potter. Oke lanjut. Bukunya berjudul Bartimaeus Trilogy brur. Gw baru baca salah satunya dan mulai tertarik untuk ngelanjutin ke buku yang kedua.
            Hal pertama yang menurut gw menarik dari buku ini ialah sampulnya brur. Lo pasti nyangkanya buku ini bercerita tentang kisah horror yang penuh konspirasi dengan alur cerita bombastis, dramatis, sadistis, dan tis-tis lainnya yang menggambarkan aneka kengerian karena baru liat sampulnya. Nih sampulnya:
            Bener kan apa yang gw bilang, SEREM. Tapi ada satu temen gw yang nyeletuk begini waktu gw lagi baca buku ini ‘Masih angker muka lo kok dibanding buku yang lo baca’ Ooo asu tenan iki, ra iso opo ora ngenyek aku!! Plak!! Sesaat muka gw merah padam karena marah dan tangan gw menggampar muka temen gw yang bilang kayak gitu. Sialan. Gini-gini tau gak lo gw dibilang ganteng ama emak bapak gw!! Lanjut.
            Keunggulan lainnya yang gw denger-denger nih  dari novel ini ialah Jonathan Stroud, penulisnya sampai-sampai harus meneliti stereotip dan etika dari penyihir serta jin/iblis yang diperbudak. Ribet amat ye, sampai harus penelitian gitu. Dan kekhasan dari novel ini dibandingkan novel sejenis macem Harry Potter ialah kita akan sangat sulit menemukan sekat antara tokoh antagonis dan protagonis di awal cerita. Beda banget dengan serial Harry Potter yang sangat jelas menunjukkan sekat antar tokoh tersebut dan cerita yang mudah ditebak.
Serial Bartimaeus Trilogi khususnya pada seri pertama, Amulet Samarkand, ingin menonjolkan kisah petualangan sihir seorang anak bernama Nathaniel beserta jin suruhannya, Bartimaeus. Semuanya berawal dari dendam Nathaniel kepada Simon Lovelace, master penyihir, yang telah merendahkan martabatnya. Kemudian Nathaniel memerintahkan Bartimaeus untuk mencuri benda berkekuatan dahsyat milik Simon Lovelace, Amulet Samarkand. Nathaniel, bocah lugu yang sebenarnya belum cukup umur untuk melakukan pemanggilan tersebut tak sadar bahwa dirinya telah terlibat dalam sebuah masalah. Ya, masalah yang semakin kompleks dengan intrik sihir yang penuh darah, pemberontakan, dan pembunuhan. Hingga akhirnya semua hal yang tersingkap akan terungkap, siapa dalang dari semua intrik dalam parlemen Inggris itu. Walaupun ada pula beberapa misteri yang belum dapat terpecahkan pada seri ini, yaitu siapakah Resistance sebenarnya. 
Ada satu makna yang menurut gw paling kentara banget mau disampaikan oleh Jonathan Stroud yaitu jangan cuma bisa main otot!! Nah itu tuh penting banget untuk anak SMA sekarang yang pada doyan tawuran dan kekerasan-kekerasan lainnya. Naikkin dulu tuh nilai ulangan umum, ikut Ujian Nasional, lulus, kuliah elektronika baru deh jadi teroris (lho?). Sekian resensi buku dari gw, selamat membaca. Salam olahraga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar